Selasa, 19 Januari 2010

Tegar menghadapi kesulitan

Kebanyakan orang takut menghadapi kesulitan. Memahami posisi kesulitan dalam kacamata yang benar, insya Allah, akan cukup meringankan kita dalam mensikapi kesulitan itu sendiri.

Pertama

Harus kita sadari bahwa realita hidup yang kita jalani ini adalah pergulatan menghadapi kesulitan. Siapa pun orangnya, dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun, selama dia masih hidup pasti akan bertemu dengan aneka macam kesulitan. Kesulitan-kesulitan itu kemudian memaksanya berusaha untuk menaklukkannya. Sebagian ada yang berhasil dan sebagian yang lain gagal. Dan proses perjuangan menaklukkan kesulitan-kesulitan inilah yang kemudian orang sebut dengan istilah hidup. Jadi, membenci kesulitan sama saja dengan membenci kehidupan itu sendiri.



Kedua,

Kesulitan adalah milik semua orang. Semua manusia yang hidup di dunia ini pasti akan menemui kesulitan dalam hidupnya. Kita tidak perlu berangan akan dibebaskan dari kesulitan sama sekali, sebab kenyataannya semua orang telah memiliki jatah agenda kesulitan sendiri-sendiri. Semua orang secara adil kebagian kesulitan, hanya bentuk dan kadarnya berbeda-beda.

Lucu, jika kita menginginkan diberi kemudahan seperti orang lain dalam satu kasus tertentu. Padahal, orang-orang itu dalam banyak kasus yang lain juga ingin dimudahkan seperti kita. Masing-masing kita punya kelebihan dan kekurangan. Hal ini menjadi bukti bahwa hidup yang kita jalani ini ada di atas prinsip pembagian yang adil.

Menyadari bahwa kesulitan itu universal, milik semua orang, akan membuat kita lebih tegar dalam menghadapai berbagai masalah. Kita tidak perlu iri dengan kemudahan yang diperoleh orang lain. Kita juga tidak perlu berbangga dengan kesusahan yang menimpa mereka.



Ketiga

Kesulitan adalah sunnatullah, yaitu suatu ‘hukum’ yang telah ditetapkan oleh Allah secara permanen. Mau atau tidak, suka atau terpaksa, manusia pasti akan berhadapan dengan kesulitan. Sebab hal ini telah Allah tetapkan sebagai bagian dari liku-liku hidup kita.

Dalam AlQuran Allah berkata : “Dan benar-benar akan Kami berikan cobaan pada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan dan kekurangan akan harta, jiwa dan buah-buahan. Maka berikanlah khabar gembira bagi orang-orang yang penyabar.” (QS. 2:155)

Ayat ini menunjukkan bahwa salah satu tujuan datangnya kesulitan adalah untuk menguji kesabaran manusia. Dan dalam ayat lain disebutkan, “ Akan tetapi kalian lebih memilih kehidupan dunia, sedang (kehidupan) akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-a’la: 16-17). Memahami bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik akan membuat kita lebih tenteram dalam menjalani hidup ini walau sedang menghadapi kesulitan terbesar sekalipun.



Keempat

Kadar kesulitan yang menimpa setiap orang setara dengan kesanggupannya. Allah tidak berbuat zalim dengan memberi kesulitan diluar batas kemampuannya. “Tidaklah Allah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. 2:286)



Kelima

Dibalik kesulitan ada karunia kemudahan. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (QS Alam Nasyrah :6)



Inilah realita hidup. Kesulitan, jika kita memahaminya, adalah bagian dari lembaran hidup yang sepanjang hayat akan digeluti. Karena itu tidak perlu ada perasaan gentar untuk menghadapinya. Kegentaran hanya akan melahirkan pribadi-pribadi lemah yang akan digilas oleh kerasnya roda perputaran sejarah. Jika Anda sedang menghadapi kesulitan, Jangan Gentar Saudaraku…

sumber : Lenterahati@yahoogroups.com, Reff :AA.Qowiy